Manajemen Basis Data

Sistem manajemen basis data merupakan komponen utama dari sebuah sistem informasi modern. Pada sistem heterogen, berbagai jenis sistem manajemen basisdata akan saling terhubung sehingga mampu saling berkomunikasi untuk mendukung sistem distributed data base. Untuk memenuhi konektifitas, para penjual sistem manajemen basis data memiliki dua alternatif. Alternatif pertama adalah membuat agar perangkat lunak manajemen basisdata ini mengikuiti aturan-aturan open database connectivity (ODBC), sedang alternatif kedua adalah mempergunakan fasilitas agent yang diberikan oleh sistem operasi. Open data base connectivity memerlukan arsitektur client server pada tingkat sistem manajemen basis data, dengan demikian kompatibilitas dan interoperabilitas harus dijamin pada tingkat ini. Sedangkan agent memerlukan arsitektur client-server pada tingkat sistem operasi sehingga memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi bagi para pengguna untuk memilih sistem manajemen basis data yang sesuai dengan keperluannya.

Kalau saat ini basis data berdasarkan model data relational, maka model data ini akan mulai ditinggalkan ditahun-tahun yang akan datang. Model data relasional memiliki berbagai problem diantaranya adalah hilangnya semantik data karena normalisasi, problem-problem integritas data, dan tidak adanya mekanisme typing yang kuat. Hilangnya semantik data terjadi karna normalisasi yang mendekomposisikan sebuah entiti menjadi beberapa relasi, sehingga untuk mendapatkan entiti tersebut diperlukan berbagai manipulasi aljabar (pada SQL) atau kalkulus (QUEL). Ini menyebabkan seolah-olah sistim basis data menjadi sulit untuk digunakan dan hanya dimengerti oleh ahli-ahli basis data saja, bukan oleh pengguna-penggunanya. Dekomposisi dalam proses normalisasi juga menimbulkan problem integritas data, terutama pada sistem basis data terdistribusi.

Sistem basis data alternatif untuk mengatasi masalah-masalah tersebut model basis data beroreantasi objek (objeck oriented data base, OODB). OODB memodelkan setiap objek dalam sebuah organisasi sebagai sebuah objek, dengan demikian semantik akan tetap terjaga. Objek-objek dapat menyusun dirinya menjadi objek lain. Berlainan dengan model-model data lain, setiap objek di OODB berupa data dan program untuk memanipulasi data tersebut